papuabaratprov.go.id

Jumat, 14 Oktober 2011

DPRD Tolikara Kunjungi Pemda Manokwari


Manokwari - DPRD Kabupaten Tolikara hari ini melakukan pertemuan dengan Bupati Manokwari DR. Bastian Salabay, S.Th
Ketua DPRD Tolikara dr. Nikodemus Kogoya, tujuan kunjungan kerja DPRD Tolikara ini selain melihat secara dekat kota peradaban orang papua yakni Pulau Mnsinam, pihaknya juga ingin melihat secara dekat sistem pembangunan Kota Manokwari.
Menurut Nikodemus, Kabupaten Manokwari dan Tolikara mempunyai satu prodak hukum kota injil yang sama, itu sebabnya hal – hal yang dianggap penting soal itu, melalui kunjungan ini diharapkan bisa mendapat kopian prodak yang nantinya akan dilaksanakan pada Kabupaten Tolikara.
Lebih lanjut dijelaskan, selain kota injil Kabupaten Tolikara juga mempunyai peraturan daerah tentang pelarangan minuman keras, itu sebabnya Manokwari akan dijadikan sampel guna kelancaran penertiban miras di Kabupaten Tolikara.
Bupati Manokwari Bastian Salabay, dalam arahanya menyambut baik kedatangan rombongan DPRD Kabupaten Tolikara, karena pada masa kepemimpinannya sebagai Bupati Manokwari, ini merupakan kunjungan perdana baginya.
Menurut Salabay, Kabupaten Manokwari adalah kota peradaban orang papua yang patut mendapat respon positif dari kota lainnya di tanah papua, sebab pada tahun 1855 melalui Misionaris Ottow Dan Geisler, injil pertama masuk di tanah papua adalah di Pulau Mansinam Kota Manokwari.
Lebih lanjut dijelaskan, soal perda miras yang sudah diberlakukan di Manokwari tahun 2006 lalu, hingga sekarang sudah berjalan 80 persen, walau disisi lain masih 20 persen lagi yang harus dituntaskan.
Untuk itu dirinya berpesan kepada DPRD Tolikara agar hal – hal yang positif di menjadi kekurang Pemda Tolikara, begitu pula hal – hal positif di Tolikara menjadi kekurangan Pemda Manokwari.
Usai melakukan pertemuan, Pemda Manokwari dan DPRD Tolikara saling bertukar cendramata yang masing – masing diterima oleh Bupati Manokwari dan Ketua DPRD Kabupaten Tolikara.   

Rabu, 12 Oktober 2011

Sweesbel Gelar Aksi Donor Darah


Manokwari - Dalam Rangka Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke 4, Swiss-Belhotel Manokwari gelar aksi amal donor darah, General Manager Swessbel Hotel Manokwari Ida Bagus Ardana mengatakan, tujuan aksi donor darah ini adalah sebagai suatu bentuk amal kepada masyarakat manokwari yang butuhkan darah, mengingat stok darah pada RSUD Manokwari sangat minim.
Aksi donor darah kali ini, melibatkan seluruh karyawan dan staf Swiss-Belhotel serta para undangan diantaranya pihak TNI, Polri, Lantamal, Perbankan dan beberapa instansi pemerintahan di manokwari.
Pada kesemptan itu juga pihak swessbell  menyediakan door prize bagi para simpatisan yang memberikan sumbangan darah berupa paying, baju kaus dan voicer karauke.
Untuk kelancaran kegiatan ini swiss-belhotel manokwari bekerjasama dengan unit transfusi darah rsud manokwari yang di pimpin langsung oleh dr ade ismawan, bersama para petugas yang datang langsung ke lokasi yang sudah disiapkan yakni anggi romm swiss-belhotel manokwari.
Ida Bagus Ardana berharap, melalui kegiatan ini dapat mengetuk pintu hati masyarakat manokwari untuk turut memberikan kepeduliannya terhadap sesame, karena ini merupakan sikap amal kemanusiaan.

Kongres Rakyat Papua III, Merdeka Harga Mati


Manokwari - Kongres Rakyat Papua III (KRP III) merupakan proses demokratisasi di Indonesia yang dijamin oleh Hukum Internasional dan Nasional Indonesia. Kongres Rakyat Papua III juga ditempatkan sebagai pemenuhan Hak Asasi Manusia khususnya hak – hak dasar orang papua yang selama ini telah dikebiri oleh Pemerintah Republik Indonesia.
“Momentum Kongres Rakyat Papua III pada tanggal 16 – 19 Oktober 2011 adalah pesta Demokrasi Rakyat Papua Tertinggi, maka tujuan KRP ini adalah menyalurkan aspirasi rakyat papua secara bermartabat dan demokratis melalui mekanisme demokrasi yang dijamin oleh hukum internasional menuju suatu kemerdekaan (Reeferendum, red) rakyat papua,” Demikian ditegaskan Ketua Dewan Adat Papua (DAP) Wilayah III M’nukar Barnabas Mandacan, rabu (11/10) kemarin.
Menurut Barnabas Mandacan, KRP III ini sesuai rencana akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Oktober 2011 yang bertempat di Aula Audotarium Universitas Cenderawasih Papua.
Pelaksanaan KRP III ini juga akan dihadiri oleh para pembicara dari luar negeri, yakni Prof Dr. Pieter J. Drooglever, Eni Faleomavaega, Koffi Annan, Paus Benedikus XVI, Mgr. Desmon Tutu serta Presiden WCRC Jerry Pillay. Sedangkan peserta KRP III dari Wilayah adat M’nukar diperkirakan akan mencapai 5000 orang, pasalnya saat ini peserta yang sudah berada di Kota Jayapura sebanyak 2500 orang.
Adapun Thema yang di usung pada pelaksanaan KRP III Mari Kita Menegakkan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua Di Masa Kini Dan Masa Depan dan Sub Thema : Membangun Pemahaman Secara Jujur, Adil, Dan Menyeluruh Demi Penegakan Hak-Hak Dasar Orang Asli Papua, Termasuk Hak Politik Di Masa Depan Yang Lebih Baik, Maju, Adil, Demokratis, Aman, Damai, Sejahtera Dan Bermartabat”.
Lebih lanjut dijelaskan, Kongres Rakyat Papua III ini merupakan soslusi akhir menjawab penderitaan rakyat papua yang telah dijajah NKRI selama 50 Tahun. Pasalnya dari hasil KRP I tanggal 19 Oktober 1961 menghasilkan beberapa point penting yakni, penetapan logo dan bendera Negara Papua, lalu kemerdekaan tanah papua (Hai Tanah Papua, Red), susunan Kabinet Negara Papua serta selogan Bangsa Papua One People One Soul.
Pada KRP II tahun 2000 yang dilaksanakan di Jayapura, salah satu hasil yang telah diberikan pemerintah Indonesia kepada Papua adalah Otonomi Khusus selama 25 Tahun. Namun hal ini belum dimengerti baik oleh para pemangku kepentingan dikalangan birokrat, dampaknya dana yang sebenarnya diperuntukan untuk rakyat, malah dikebiri oleh oknum – oknum yang tidak bertanggungjawab.
Maka tujuan utama pelaksanaan KRP III adalah, mengemukaan penilaian yang adil dan jujur terhadap realitas kehidupan rakyat papua secara menyeluruh, mendapat perlindungan serta hak – hak dasar orang papua yang diatur dalam UU Otsus. Selain itu penyelesaian masalah papua yang lebih adil, demokratis, damai dan bermartabat dalam kerangka masyarakat global yang lebih maju dan baik.
Barnabas menambahkan, Kongres Rakyat Papua III ini diketuai oleh Selpius Bobii dan Sekretaris Zakarias Horota. Sedangkan untuk pengamanan KRP, panitia sudah mempersiapkan 4000 personil, yang terdiri atas, 2000 orang Petapa (Penjaga Tanah Papua), 1000 orang Mahasiswa dan Satgas Koteka sebanyak 1000 orang.
Dilain pihak, Penjabat Gubernur Papua Barat Drs. Tandribali Lamo turut mendukung pelaksanaan Kongres Rakyat Papua III yang akan dilaksanakan di Jayapura, dengan harapan KRP III dapat berjalan aman dan kondusif.
“Ini merupakan salah satu proses demokrasi yang wajib disampaikan oleh masyarakat kepada pemeritah. Maka proses ini sah -  sah saja selama tidak mengganggu stabilitas keamanan NKRI,” tutur Tandribali.